Sabtu, 22 September 2012

Bahaya Pola Makan Tinggi Lemak untuk Wanita

 
Sayuran dan kentang yang disajikan dalam seporsi steak berguna untuk meminimalisir lemak yang ada pada daging steak. 


    Bahaya memiliki pola makan tinggi lemak ternyata tak sebatas pada kegemukan, tapi juga meningkatnya risiko kanker. Terlebih jika kebiasaan mengasup makanan berlemak itu dimulai sejak muda.

    Dalam penelitian terhadap mencit muda diketahui bahwa pola makan tinggi lemak berdampak buruk dapa perubahan metabolik yang merangsang pertumbuhan payudara. Selain itu juga menyebabkan jaringan abnormal di payudara yang diduga akan menjadi kanker.


    Ketua peneliti, Dr.Russ Hovey dari Universitas California di Davis mengatakan, hasil penelitian itu menjadi penting karena banyaknya data yang menunjukkan banyak gadis muda menderita kanker payudara dan pada saat yang sama terjadi epidemi obesitas pada anak-anak.

   Mencit-mencit di laboratorium yang menjadi objek penelitian ini diberikan makanan tinggi lemak yang mengandung asam lemak CLA 10, 12 yang bisa memicu sindrom metabolik, kondisi yang terkait dengan obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.

   Asam lemak yang terdapat dalam lemak trans secara luas dipakai dalam produksi biskuit, cakes, dan makanan yang diproses.

   Ketika mencit betina diberikan CLA 10,12 hal itu merangsang pertumbuhan kelenjar payudara. Padahal mencit betina itu belum memproduksi hormon estrogen yang sangat vital untuk perkembangan organ reproduksi.

   Pada beberapa hewan, pola makan tinggi lemak itu menghasilkan pertumbuhan sel abnormal yang bakal berkembang menjadi kanker.

   Terjadinya kanker tersebut diduga juga terkait dengan kelebihan level insulin.

   Dalam jurnal Proceeding of the National Academy of Sciences, para peneliti menyatakan wanita yang sudah menopause dan mengalami peningkatan hormon insulin beresiko tinggi menderita kanker payudara.

   "Hasil riset ini menunjukkan kaitan yang erat antara pola makan, gangguan metabolik, dan pertumbuhan kelenjar mamari yang tidak disebabkan stimulasi estrogen," kata peneliti.

    Meski pengobatan kanker dan metode deteksi dini kanker bisa meningkatkan peluang kesembuhan, tetapi yang paling penting tentu pencegahan. Menjaga pola makan yang sehat, seperti yang ditunjukkan dalam penelitian tersebut, bisa menjadi awal untuk menurunkan risiko kanker.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar